1. Statistika
1.1. Ukuran Pemusatan Data
§ Mean
Contoh: Tentukan mean dari data berikut:
Data | Frekuensi (fi) | Titik tengah (xi) | fi . xi |
1 – 3 | 4 | 2 | 8 |
4 – 6 | 7 | 5 | 35 |
7 – 9 | 8 | 8 | 64 |
10 – 12 | 3 | 11 | 33 |
13 – 15 | 5 | 14 | 70 |
27 | 210 |
Jadi rata-rata (mean) = 210:27 = 7,77
Data | Frekuensi (fi) |
1 – 3 | 4 |
4 – 6 | 7 |
7 – 9 | 8 |
10 – 12 | 3 |
13 – 15 | 5 |
27 |
à kelas median
Tb = 6,5; n=27; f=8; Sf sebelum = 11; c=3
Me = Tb + (1/2 x n - Sfsebelum) x c
fmedian
Me = 6,5 + (2,5/8) x 3
Me = 6,5 + 0,94
Me = 7,44
§ Modus
Data | Frekuensi (fi) |
1 – 3 | 4 |
4 – 6 | 7 |
7 – 9 | 8 |
10 – 12 | 3 |
13 – 15 | 5 |
27 |
à kelas modus
Tb=6,5; f1=1; f2=5; c=3
Mo = Tb + (f1/f1+f2) x c
Mo = 6,5 + 0,49
Mo = 6,99
1.2. Ukuran Penyebaran Data
§ Range
Contoh: Tentukan range dari: 4, 6, 6, 8, 8, 8, 10, 10, 10
Jawab:
R = 10 – 4 =6
§ Simpangan Kuartil (Qd)
Contoh: Tentukan Qd dari: 2, 3, 4, 6, 6, 8, 8, 8, 10, 10, 10
Jawab: n=11
Q1 = n+1/4 = 3 (Data: 4)
Q3 = 3(n+1)/4 = 9 (Data: 10)
Qd = ½ (Q3 – Q1) = ½ x 6 =3
§ Simpangan Rata-rata (SR)
Contoh: Tentukan SR dari 2, 4, 6, 8, 10, 12
Jawab: rata-rata = 7
SR = (2-7)+(4-7)+(6-7)+(8-7)+(10-7)+(12-7) = 0
7
§ Simpangan Baku (S)
Contoh: hitunglah simpangan baku dari 1, 2, 3, 4, 5
Jawab: rata-rata = 3
S = √(1-3)2 + (2-3)2 + (3-3)2 + (4-3)2 + (5-3)2 = 1
10
2. Peluang
2.1. Faktorial
4! = 4 x 3 x 2 x 1 = 24
2.2. Permutasi
Contoh: Berapa banyak macam susunan huruf pada kata “DADU”?
4P4 = 4! = 4 x 3 x 2 x 1 = 24
2.3. Kombinasi
Contoh: Ada berapa cara 2 orang dipilih dari 10 orang untuk bergabung dalam lomba?
Jawab:
10C2 = 10! = 45
2! x 8!
2.4. Peluang
Contoh: Berapa peluang kejadian muncul bilangan genap pada pelemparan dadu?
Jawab:
P(A) = n(A) = 3 = ½
N(S) 6
2.5. Peluang Gabungan Dua Kejadian Saling Lepas
Contoh: Dua buah dadu dilempar bersamaan sebanyak 1 kali. Tentukan peluang kejadian munculnya jumlah angka kedua dadu itu sama dengan 4 atau 5.
Jawab:
Kejadian munculnya jumlah angka kedua dadu = 4 (1,3; 2,2; 3,1)
P(A) = 3/36 = 1/12
Kejadian munculnya jumlah angka kedua dadu = 5 (1,4; 2,3; 3,2; 4,1)
P(B) = 4/36 = 1/9
Jadi P(A È B) = P(A) + P(B) = 3/36 + 4/36 = 7/36
2.6. Peluang Kejadian yang Saling Bebas
Contoh: Dua buah dadu dilempar sekali, tentukan peluang munculnya mata dadu 2 pada dadu pertama dan mata dadu 6 pada mata dadu kedua!
P(A) = P(2) = 1/6
P(B) = P(6) = 1/6
P(A Ç B) = P(A) x P(B) = 1/6 x 1/6 = 1/36
7. Limit
7.1. Limit Fungsi Aljabar
Contoh: lim 2x2 – 2x = 2x (x -1) = 2x = 2.1 = 2
x®1 x – 1 (x – 1)
7.2. Limit Fungsi Trigonometri
lim sin x = 1 x®1 x |
lim x = 1 x®1 sin x |
lim x = 1 x®1 tan x |
lim tan x = 1 x®1 x |
lim sin ax = a x®0 bx b |
lim ax = a x®0 sin bx b |
lim sin ax = a x®0 sin bx b |
lim tan ax = a x®0 bx b |
lim sin ax = a x®0 tan bx b |
lim tan ax = a x®0 tan bx b |
lim tan ax = a x®0 sin bx b |
DIFERENSIAL / TURUNAN
PENGERTIAN
Turunan fungsi f(x) untuk tiap nilai x ditentukan dengan rumus :
RUMUS – RUMUS TURUNAN
1. f(x) = k maka f′(x) = 0
2. f(x) = ax maka f′(x) = a
3. f(x) = ax n maka f′(x) = an x n-1
4. f(x) = u(x) ± v(x) maka f′(x) = u′(x) ± v′(x)
5. f(x) = (u(x))n maka f′(x) = n ( u(x) )n-1 . u′(x)
6. f(x) = u(x) . v(x) maka f′(x) = u′(x).v(x) + u(x).v′(x)
7. maka
8. f(x) = sin u maka f ′(x) = cos u . u′
9. f(x) = cos u maka f′(x) = - sin u . u′
10. f(x) = tan u maka f′(x) = sec 2 u . u′
11. f(x) = cotan u maka f′(x) = - cosec 2 u . u′
12. f(x) = sec u maka f′(x) = sec u . tan u . u′
13. f(x) = cosec u maka f′(x) = - cosec u . cotan u . u′
14. maka
15. maka
16. f(x) = Ln u maka
17. maka
18. maka
Persamaan Garis Singgung Kurva
Suatu titik P(x1,y1) terletak pada kurva y = f(x) , maka persamaan garis singgung yang melalui titik itu adalah y – y1 = m (x – x1) dengan m = f′(x1).
Dua garis sejajar jika m1 = m2 dan saling tegak lurus jika m1.m2 = -1.
Fungsi naik dan fungsi turun
Fungsi f(x) naik jika f′(x) > 0
Fungsi f(x) turun jika f′(x) <>
Fungsi f(x) stasioner jika f′(x) = 0
Titik stasioner dan jenis stasioner
Jika f′(a) = 0 maka x=a disebut pembuat stasioner, f(a) disebut nilai stasioner dan (a , f(a)) disebut titik stasioner.
(a , f(a)) disebut titik balik maksimum jika f′(a-) > 0 , f′(a) = 0 , f′(a+) <>
(a , f(a)) disebut titik balik minimum jika f′(a-) <>+) > 0 atau jika f′(a) = 0 dan f′′(a) > 0.
(a , f(a)) disebut titik belok jika f′(a-) > 0 , f′(a) = 0 , f′(a+) > 0 atau f′(a-) <>+) <>
INTEGRAL
Integral analitik suatu fungsi telah dipelajari pada kalkulus. Untuk selanjutnya yang akan dibahas di sini integrasi numerik yang merupakan metode pendekatan dari integrasi analitik. Integrasi numerik akan dilakukan apabila: integral tidak dapat (sukar) diselesaikan secara analitik, atau fungsi yang akan diintegralkan tidak diberikan dalam bentuk analitik (tidak lengkap), tetapi dalam bentuk tabel.
Metode integrasi numerik merupakan integral tertentu yang berdasarkan pada hitungan perkiraan. Seperti pada metode perhitungan integral secara analitik, hitungan integral secara numerik dapat dilakukan dengan membagi luasan dalam sejumlah pias kecil. Jumlah luas semua pias yang disebut dengan luas total.
Dalam perhitungan integrasi numerik, metode yang akan dibahas adalah metode Newton-Cotes dan metode Gauss. Pada metode Newton Cotes, ada tiga metode yang sering digunakan, yaitu metode trapesium, Simpson 1/3 dan Simpson 3/8. Metode Newton-Cotes digunakan jika fungsinya diketahui atau fungsinya dalam bentuk tabel, sedangkan metode Gauss digunakan jika fungsinya diketahui (bukan dalam bentuk tabel).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar